
Bogor, 12 Oktober 2024 – Seminar Nasional
Multidisiplin Ilmu Hasil Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat dengan tema
“Literasi, Edukasi, dan Mitigasi Masyarakat” yang diadakan secara daring
melalui Zoom, menghadirkan sejumlah pembicara dari berbagai institusi
pendidikan di Indonesia. Salah satu topik yang menarik perhatian adalah
presentasi dari Dr. Amie Primarni, M.Pd. dari IAIN Laa Roiba, Bogor, yang
memaparkan hasil penelitiannya tentang “Kemampuan Baca Quran di Kalangan
Mahasiswa dan Implikasinya untuk Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama
Islam”.
Dalam pemaparannya, Dr. Amie Primarni menjelaskan bahwa kemampuan literasi Al-Qur'an di kalangan mahasiswa masih jauh dari harapan. Berdasarkan survei yang dilakukannya, sekitar 20% mahasiswa belum mampu membaca Al-Qur'an dengan baik, terutama dalam hal penerapan hukum tajwid dan kelancaran. Data ini mencerminkan adanya kesenjangan yang signifikan dalam pembelajaran Al-Qur'an yang diterima oleh mahasiswa di tingkat pendidikan sebelumnya
“Sebagian besar mahasiswa masih kesulitan membaca surat-surat panjang dan hukum tajwid seperti ikhfa' dan idgham. Kondisi ini menunjukkan bahwa perlu ada upaya intensif dalam memperbaiki kemampuan literasi Al-Qur'an di kalangan mahasiswa, terutama melalui pengembangan kurikulum yang lebih mendalam dan sistematis,” ungkapnya.
Dr. Amie juga menyoroti beberapa faktor
penyebab rendahnya kemampuan membaca Al-Qur'an di kalangan mahasiswa, mulai
dari kurangnya pembiasaan membaca Al-Qur'an di lingkungan keluarga hingga
minimnya program pembelajaran yang berkelanjutan di sekolah menengah. “Keluarga
dan sekolah memiliki peran penting dalam membentuk literasi Al-Qur'an
mahasiswa. Namun, minimnya perhatian terhadap pengajaran Al-Qur'an yang
berkelanjutan menyebabkan rendahnya kemampuan mahasiswa,” jelasnya.
Sebagai solusi, Dr. Amie Primarni
menyarankan agar kurikulum Pendidikan Agama Islam di perguruan tinggi
memasukkan program khusus untuk pembelajaran Al-Qur'an yang intensif. Program
ini harus menggabungkan metode tradisional dan modern, seperti penggunaan
aplikasi digital untuk membantu mahasiswa belajar membaca Al-Qur'an dengan
lebih efektif. “Penggunaan teknologi, seperti aplikasi Al-Qur'an interaktif,
dapat menjadi alat yang sangat membantu dalam meningkatkan literasi mahasiswa
di era digital ini,” tambahnya.
Presentasi ini diakhiri dengan ajakan dari
Dr. Amie kepada seluruh pihak terkait, termasuk dosen, lembaga pendidikan, dan
keluarga, untuk bekerja sama dalam meningkatkan literasi Al-Qur'an di kalangan
generasi muda. Dengan literasi Al-Qur'an yang baik, mahasiswa diharapkan tidak
hanya mampu membaca dengan lancar, tetapi juga memahami dan menerapkan
ajaran-ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan seminar ini dihadiri 100 peserta
dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa, dosen, dan praktisi pendidikan.
Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan dalam sesi
diskusi. Seminar ini juga didukung oleh berbagai lembaga pendidikan dan
organisasi, seperti Amanah Edukasi dan IAEB, yang berkomitmen untuk mendukung
pengembangan riset dan pengabdian kepada masyarakat, khususnya dalam upaya
meningkatkan literasi agama di Indonesia.
Reporter: Tim Publikasi IAI Nasional Laa
Roiba




