
Bogor, 14 Desember 2024 – Dengan
semangat menjawab tantangan dakwah di era digital, Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam (KPI) IAI-N Laa Roiba Bogor sukses menyelenggarakan International
Conference on Preaching and Media bertema “Traditional
Preaching in the Era of New Media”. Acara ini diadakan secara hybrid dengan
kolaborasi bersama KPI Universitas Muhammadiyah Bandung dan KPI Universitas KH
Ruhiyat Cipasung, serta diikuti oleh 250 peserta dan 27 pemakalah dari berbagai
universitas di Indonesia.
Konferensi ini menghadirkan dua
pembicara utama:
- Assoc. Prof. Dr. Metin EKEN dari Universitas Erciyes, Turki, yang membahas “Online
Da’wah Practices of Generation M in Modern Visual Culture”.
- Prof. Dr. Moch. Fakhruroji, M.Ag dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung, yang mengupas tema “Dealing
with Disruption: Maintaining Traditional Da’wa in the Era of New Media”.
Prof. Dr. Moch. Fakhruroji
menjelaskan bahwa kemajuan teknologi membawa disrupsi besar terhadap dakwah
tradisional. Otoritas agama menjadi lebih cair, dan siapa pun kini dapat
menjadi “da’i digital” melalui platform media baru. Media yang sebelumnya hanya
dianggap alat kini telah menjadi ruang yang membentuk ulang narasi dakwah.
“Media memiliki potensi luar
biasa untuk mendukung dakwah, tetapi juga bisa menciptakan tantangan etika yang
serius. Literasi digital bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan mutlak untuk
memastikan dakwah tetap sesuai nilai-nilai Islam,” ujar Prof. Fakhruroji.
Beliau juga menekankan
pentingnya menyeimbangkan oralitas tradisional dengan literasi digital untuk
menjaga relevansi pesan dakwah dalam lanskap digital yang dinamis.
Assoc. Prof. Dr. Metin EKEN
membawa perspektif global tentang peran Generasi M—kelompok Muslim muda
global—dalam mempraktikkan dakwah di era budaya visual modern. Ia menguraikan
bagaimana modernitas telah mengubah ekspresi religius menjadi bagian dari
budaya populer dan hiburan.
“Transformasi dakwah di media
sering kali menghadirkan bentuk religius, tetapi dengan isi yang terserap ke
dalam narasi sekuler. Inilah tantangan terbesar bagi generasi muda Muslim saat
ini,” jelasnya.
Beliau mengingatkan bahwa tanpa
literasi media yang memadai, para pendakwah dapat secara tidak sadar menjadi
bagian dari narasi sekuler yang berlawanan dengan niat awal mereka.
Rektor IAI-N Laa Roiba, dalam
sambutannya, mengapresiasi kolaborasi antara kampus penyelenggara dengan
Universitas Muhammadiyah Bandung dan Universitas KH Ruhiyat Cipasung.
“Konferensi ini menjadi bukti nyata bahwa dakwah dan media dapat berjalan
beriringan untuk menjawab kebutuhan zaman,” ungkapnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas
Dakwah menekankan pentingnya memanfaatkan media baru dengan bijak. “Dengan
semangat kolaborasi ini, kita bisa membangun strategi dakwah yang relevan untuk
generasi masa depan,” ujarnya.
Konferensi ini diramaikan oleh
para pemakalah dari berbagai kampus di Indonesia, termasuk Institut Sunan
Pandanaran Yogyakarta, Institut Agama Islam Depok, Universitas Muhammadiyah
Bandung, dan Universitas KH Ruhiyat Cipasung. Diskusi yang hangat dan
presentasi yang mendalam menunjukkan antusiasme akademisi, praktisi, dan
mahasiswa dalam mengembangkan dakwah digital yang beretika dan bermakna.
Acara ini bukan sekadar forum
ilmiah, tetapi sebuah langkah menuju transformasi dakwah di era digital. Besar
harapan agar kolaborasi semacam ini terus berlanjut untuk memperkuat peran
media dalam menyebarkan pesan Islam yang damai dan universal.
Semangat konferensi ini
dirangkum dengan indah oleh Assoc. Prof. Dr. Metin EKEN, “Dakwah adalah
jembatan, bukan sekadar pesan. Mari kita bangun jembatan yang kokoh untuk
menghubungkan generasi masa lalu, sekarang, dan masa depan dengan nilai-nilai
Islam.”
Konferensi internasional ini menjadi bukti bahwa dakwah tradisional tetap dapat relevan di era media baru, menjawab tantangan zaman sekaligus mempertahankan esensi spiritualitas Islam.




